Senin, 14 November 2011

Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia


Batik sebagai warisan budaya adalah kerajinan seni lukis yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak dahulu kala. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan.  Sampai akhirnya ditemukan batik cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam menghasilkan produk ini. Batik sebagai warisan budaya memiliki beberapa pengecualian yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir jawa pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada awalnya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang di masyarakat. Bahkan Batik sebagai warisan budaya sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik sebagai warisan budaya: Corak batik
Batik sebagai warisan budaya memiliki ragam corak dan warna yang dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun khusus untuk batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Batik sebagai warisan budaya di wilayah pesisir jawa memiliki warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan olehTionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga memiliki minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal seperti bunga tulip dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik sebagai warisan budaya tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Batik sebagai warisan budaya: Cara pembuatan
Batik sebagai warisan budaya semula dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang biasa dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutra, polyester dan linen dan bahan sintetis lainnya. Batik sebagai warisan budaya memiliki motif yang dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Batik sebagai warisan budaya menggunakan kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik lalu dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin. Mengingat kekayaan dan sejarahnya mari kita lestarikan batik sebagai warisan budaya.

Sosialisasi RUU Pengetahuan Tradisional Dan Ekspresi Budaya Tradisional

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan acara Sosialisasi RUU tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional di Hotel Maharani, Jakarta. Sebagai  pembicara dari Direktur Kerja Sama dan Pengembangan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Mohammad Adri, dan sebagai pembahas Prof. Achmad Zen Purba, SH., LLM dan dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Samsul Hadi. Sedangkan narasumber Prof. Dr. Edi Sedyowati serta moderator Dr. Mualimin Abdi, SH., MH. Hadir dalam acara sosialisasi dari berbagai kalangan, antara lain: Kementerian dan Non Kementerian, Praktisi Hukum, Konsultan HKI, Asosiasi bidang HKI, Akademisi, ASIRI,  serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berjumlah kurang lebih 75 (tujuh puluh lima) .
Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa RUU ini  didalamnya antara lain mengatur perlindungan dan pemanfaatan Pengetahuan dan Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya  Tradisional. Orang asing atau badan hukum asing atau badan hukum Indonesia penanaman modal asing yang akan melakukan Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional wajib memiliki Izin Akses Pemanfaatan dan Perjanjian Pemanfaatan.
Selanjutnya untuk menunjang akses pemanfaatan dari Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional, dibentuklah Basis Data Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional, dimana Menteri berkewajiban melakukan pendataan dan pendokumentasian mengenai Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional di seluruh Indonesia ke dalam suatu basis data.
Pemikiran dan usaha untuk menyiapkan Rancangan Undang-Undang tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional adalah merupakan usaha untuk memberikan landasan yuridis agar kelak Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Pengetahuan Tradisional dapat dilindungi.
Setelah sambutan Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan selesai disampaikan kemudian  dilanjutkan pemaparan dari masing-masing pembicara dipandu oleh moderator dan diakhiri tanya jawab.

Tenunan Songket Adalah Asli Seni Budaya Melayu Indonesia


Tenunan Songket Adalah Asli Seni Budaya Melayu Indonesia | Sejarah Melayu Judul ini menggubah sedikit dari judul aslinya “Songket adalah Seni Warisan Asli Melayu” yang merupakan Sekapur Sirih Budayawan Melayu Riau – Tenas Effendy. Tulisan tersebut aslinya berada dalam buku Senarai “Pesona Kemilau Songket : Menjulang Tradisi Bermarwah” yang bersempena (sehubungan dengan) Hari Jadi Kota Pekanbaru ke-224 tahun 2008 silam. Acara Pesona Kemilau Songket ini ditaja di Balairung Hotel Pangeran Pekanbaru tanggal 19 Juni 2008. Tentang songket Melayu sesuai Sekapur Sirih Budayawan Tenas Effendy tersebut, pernah juga disampaikan di blog ini dengan judul SONGKET ADALAH SENI WARISAN ASLI MELAYU dan sebagian motifnya (baik untuk ukiran maupun tenunan) telah ditulis di “Gerubuk Buruk Tamadun Melayu”



Tulisan ini bermaksud untuk memberitahukan kepada seluruh khalayak ramai bahwa Songket adalah Asli Seni Budaya Melayu Indonesia, sehingga negara-negara lain harus memikir ulang untuk mengklaim atau bahkan memasukkan tentang songket dalam iklan mereka. Walaupun beberapa negara lain tersebut juga mempunyai songket, tetapi tetaplah Tenunan Songket Adalah Asli Seni Budaya Melayu Indonesia, baik itu Melayu Aceh, Melayu Deli Medan, Melayu Riau, Melayu Jambi, Melayu Sumatera Barat, Melayu Palembang, Melayu Bengkulu, Melayu Nusa Tenggara dan seluruh Puak Melayu Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Hal ini dilihat dari ketuaan Kerajaan Suku Melayu Indonesia dibandingkan kerajaan suku melayu negara lain. Dalam sejarahnya, Songket merupakan perpaduan benang sutera Tionghoa dan dengan benang emas dan perak dari India, yang mana kedua suku tersebut menjalin perdagangan dengan suku Melayu dengan titik temu di pesisir pantai timur pulau Sumatera dan umumnya mereka berlabuh di Pulau Bintan. Gabungan sutera tionghoa dengan benang emas dan perak India lah yang dijadikan tenunan songket oleh suku Melayu. Jika ditelusuri sejarah Kerajaan Majapahit dan Kerajaan/Kedatuan Sriwijaya, yang mana wilayah kedaulatannya mencakup hampir seluruh Asia Tenggara sekarang. Melayu Indonesia lebih tua daripada melayu malaysia. Jika ingin menyebutkan asal muasal Melayu, menurut sejarah Melayu, sebelum Kerajaan Melayu Singapura, Melaka, Johor, Riau dan Siak Indrapura; di Kepulauan Riau telah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Bintan. Pusat kerajaannya berada di Pulau Basar yang kemudian terkenal dengan nama Pulau “Bintan”. Konon, pulau ini pada mulanya dihuni oleh pendatang dari berbagai daerah bahkan ada yang dari Kamboja dan India. Disebabkan keadaan letaknya yang baik untuk lalu lintas perdagangan di Selat Melaka, menyebabkan negeri ini cepat berkembang. Diperkirakan sekitar 1100 M tersebutlah seorang raja yang bernama Raja Asyhar-Aya yang beristrikan Wan Sri Beni, dan dari perkawinan itu diperolehlah seorang puteri yang kemudian terkenal dengan nama Puteri Bintan. Pada waktu sang raja mangkat, Puteri Bintan belumlah dewasa, maka pemerintahan dipegang oleh Ibunda Wan Sri Beni (1150-1158 M). (Buku Butang Emas hal 9 Penggalan Pertama). Pulau Bintan itu sendiri sekarang berada di wilayah kedaulatan negara Republik Indonesia yang menjadi kedudukan Propinsi Kepulauan Riau dengan ibukotanya Tanjung Pinang, yang mana rakyatnya tidak pernah mau bergabung dengan malaysia sejak dahulu kala sampai masa perang kemerdekaan dan masa sekarang ini. Dengan keadaan sejarah seperti itu, budaya malaysia mungkin jauh lebih muda daripada budaya Indonesia, sehingga tidak mungkin budaya Indonesia berasal dari budaya malaysia. Situs-situs sejarah pun membuktikan hal ini. Tari Pendet (karya Wayan Rindi yang bermula dari tarian suci di pura-pura Bali), keris, batik, angklung, wayang, reog, dan seluruh budaya Indonesia itu sememang berasal dari tanah kedaulatan Indonesia. Dengan ini, saya pun mengklaim untuk Indonesia bahwa Tenunan Songket Adalah Asli Seni Budaya Melayu Indonesia. Sebelum didahului oleh negara lain yang tidak bertanggung jawab, yang hanya bisa mencuri, memakai, dan secara tidak jantan meminta maaf atas kesalahannya. Jika pun sudah didahului, maka sampai mati pun akan tetap saya katakan bahwa Tenunan Songket Adalah Asli Seni Budaya Melayu INDONESIA



Daftar Kebudayaan Indonesia yg diklaim Malaysia


Negara tetangga kembali berulah dengan melakukan klaim terhadap kebudayaan kita lagi. Kali ini yg menjadi sasaran adalah tari pendet asal Bali. Mereka menggunakannya utk iklan pariwisata malaysia. Setelah mereka “mengirim” teroris ke Indonesia, sekarang mereka mau “mencuri” kebudayaan Indonesia. . Mereka begitu jeli memanfaatkan situasi dimana sebagian besar rakyat Indonesia sudah tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri. Situasi dimana rakyat Indonesia lebih bangga jika menggunakan yg berbau luar dan asing. Situasi dimana, kebudayaan2 tersebut sudah jarang dan hampir punah mungkin dari bumi pertiwi, dikarenakan hanya sedikit orang yg mau tetap melestarikannya. Saya masih ingat, ketika kecil kita sering bermain kuda lumping, dakon, gobak sodor dll. Tapi sekarang, anak2 lebih suka dengan Play Station, bermain ke Time Zone, nonton TV acara2 yg ngga bermutu. Media televisi, juga dengan latahnya mengikuti trend ini. Praktis, mungkin hanya TVRI yg cukup konsisten menayangkan acara budaya2 Indonesia, disamping TV2 lokal tentunya. Dan itupun pemirsanya cuman sedikit.
Ini menjadi cambuk bagi kita untuk instropeksi, disamping memang ulah negara sebelah yg kelewat batas. Ada puluhan budaya yg telah diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini daftarnya :
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia


Sumber : http://paijomania.blogdetik.com/2009/08/24/daftar-kebudayaan-indonesia-yg-diklaim-malaysia/

Kebudayaan dan Tujuh Unsur Kebudayaan



Manusia pada hakikatnya selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan yang sama, baik dari segi fisik, psikologis, hingga lingkungan geografis, sosiologis dan ekonomis. Dari perbedaan itulah muncul interdependensi yang mendorong manusia untuk berhubungan dengan sesamanya sehingga membuat manusia itu ingin selalu hidup berdampingan dengan orang lain. Hal inilah yang menimbulkan tata cara, perilaku dan pola hidup yang dalam waktu lama akan menjadi kebiasaan bersama (common habbit). Kemudian dari kebiasaan tersebut terciptalah suatu kebudayaan. ini akan membahas mengenai pengertian kebudayaan dan tujuh unsur kebudayaan secara umum.
Menurut Selo Soemardjan dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang akan menjadi sebuah pacuan bagi kehidupan bermasyarakat guna mencapai kehidupan yang sejahtera. Sedangakan menurut Koentjharaningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan cara belajar dan semua tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dalam sebuah kebudayaan selalu terdapat cultural universal.diterjemahkan menjadi kebudayaan yang universal atau kebudayaan semesta. Unsur-unsur terbesar dalam satu kerangka kebudayaan dapat dijumpai pada setiap kelompok pergaulan hidup manusia dimanapun didunia ini. Ada tujuh unsur kebudayaan universal. Adapun yang merupakan tujuh unsur kebudayaan universal adalah peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), sistem kekerabatan dan organisasi sosial, bahasa, kesenian, sistem ilmu dan pengetahuan, dan sistem kepercayaan (religi).
Dari pembahasan singkat yang bersumber dari tulisan Idianto M. diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap kelompok masyarakat memiliki kebudayaan yang mencirikan kehidupan sosial masyarakat tersebut. Kebudayaan tersebut tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi terbentuk dari kebiasaan-kebisaan masyarakat yang secara turun-temurun terus berkembang sehingga terciptalah kebudayaan. Dari kebudayaan tersebut terciptalah tujuh unsur kebudayaan universal yang menjadi simbol dari kebudayaan secara universal. Kebudayaan memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang tradisi atau kebiasaan yang berlaku sehingga tradisi atau adat istiadat yang ada di dalam masyarakat tersebut bisa dilaksanakan dengan tepat oleh generasi selanjutnya karena kebudayaan berifat turun temurun.

Kebudayaan Korea


Korea atau sewaktu bersatunya dikenal sebagai Choson, negeri yang dijuluki Land Of Morning Calm, memiliki kebudayaan yang tak ternilai harganya. Sebut saja contohnya adalah Kuil Bulguksa, Observatorium tertua di dunia-Ch’omsongdae, hingga Tugu Ssanggyong. Itu baru kebudayaan berwujud fisik belum lagi kebudayaan yang bersifat imaterial atau dengan kata lain kebudayaan ideal. Karena memang kebudayaan tidak hanya yang kelihatan wujudnya tapi juga, ada yang wujudnya tidak terlihat secara kasat mata namun sebenarnya ada, inilah yang disebut kebudayaan ideal atau kebudayaan gagasan.
       Kebudayaan ideal Korea, sebenarnya kebanyakan hanya kebudayaan ideal turunan. Contohnya adalah ajaran Kong-Hu-Chu yang melekat erat dalam kehidupan sosial dan etos kerja orang Korea tentu saja bukan kebudayaan ideal asli Korea, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kong-Hu-Cu adalah kebudayaan ideal dari Cina dengan penggagasnya adalah Konfusius, seorang filsuf Cina. Kemudian, ada semangat keagamaan yang berasal dari kebudayaan Buddha yang menganjurkan pengikutnya agar beragama Buddha, inilah yang membuat orang Korea tertarik beragama
    Tapi, tentu saja ada kebudayaan ideal asli Korea, seperti Hwangdo (Jalan Ksatria). Hwangdo mengajarkan bahwa orang Korea harus memiliki integritas dan disiplin yang tinggi. Hwangdo pada dahulu kala tadinya hanya untuk bangsawan tapi, sekarang semua orang Korea mengaplikasikannya.
       Kebudayaan Korea berawal dari lahirnya kerajaan pertama Korea, yaitu kerajaan Choson karena di masa kerajaan ini lahir dongeng yang menceritakan nenek moyang bangsa Korea. Dongeng ini dikenal dengan nama legenda Tan’gun. Dongeng ini bercerita bahwa ada seorang dewa langit yang bernama Hwanung yang turun ke bumi, kemudian dia mengajak anak buahnya untuk ikut turun ke bumi. Di bumi mereka mendirikan kerajaan di suatu tempat, di mana lagi kalau bukan di Semenanjung Korea.
        Suatu ketika, ada seekor macan dan beruang menemui Hwanung dengan tujuan meminta Hwanung agar mengubah diri mereka yang berwujud binatang menjadi manusia. Hwanung mengabulkan permintaan mereka, ia memberikan sejumlah rumput dan sejumlah siung bawang putih serta memerintahkan mereka memakannya dan menghindari matahari selama 100 hari. Mereka harus melaksanakan perintah tersebut jika mereka ingin menjadi manusia.
          Beruang yang melaksanakan perintah Hwanung dengan sabar akhirnya menjelma menjadi perempuan dalam waktu kurang dari dua bulan, tetapi macan yang tidak sabar melaksanakan perintah Hwanung gagal menjelma menjadi manusia. Karena macan tersebut tidak tahan makan bawang putih dan rumput terus menerus maka, dia akhirnya keluar dari gua dan memakan daging. Padahal, jika macan itu bersabar seminggu lagi saja, menurut Hwanung macan itu menjadi laki-laki dan tentu saja berpasangan dengan beruang yang menjadi perempuan tersebut.
         Hwanung merasa empati dengan beruang yang menjelma menjadi perempuan tersebut karena ia tidak memiliki pasangan hidup sehingga akhirnya Hwanung menikahinya. Kemudian, mereka memiliki putra yang diberi nama Tan’gun yang selanjutnya menjadi nenek moyang bangsa Korea. Sekitar tahun 2300 Sebelum Masehi, Tan’gun menyatukan suku Tungusic dan kemudian mendirikan kerajaan yang dikenal dengan kerajaan Choson kuno dengan ibukota Asadah (Pyongyang sekarang).
       Meskipun legenda Tan’gun hanya sebuah mitos yang kurang didukung fakta-fakta sejarah, namun legenda tersebut merefleksikan idealisme Korea serta memberikan kebanggan bangsa Korea sebagai bangsa yang memiliki sejarah dan kebudayaan tertua. Oleh karena itu, bangsa Korea tetap melestarikan legenda tersebut dan menjadi sumber kebangkitan spiritual bagi bangsa Korea saat menghadapi krisis rasial dan nasionalisme.
        Berlanjut ke masa tiga kerajaan, yaitu Koguryo, Paekche dan Silla. Di masa ini nampaknya hanya sistem tulisan iduyang terkenal dan mempengaruhi kebudayaan Korea sekarang khususnya di Korea Selatan karena memang idu masih dipelajari orang Korea Selatan sekarang. Idu pada masa itu dikembangkan untuk menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Korea ke bentuk tullisan Cina, karena pada masa ini seorang cendekiawan bernama Sol Ch’ong dari kerajaan Silla mensistemasisasi dan mengolah sistem ini.
          Kemudian, saat tiga kerajaan ini ingin menguasai Korea atas nama satu kerajaan atau bahasa halusnya adalah penyatuan Korea. Mulailah, adanya budaya perang atau permusuhan satu sama lain (sentimen kerajaan).
           Akhirnya, ketiga kerajaan itu dapat disatukan dibawah bendera kerajaan Silla dan ketiga kerajaan itu memadukan, kebudayaannya, maka terciptalah Kuil Bulguksa yang dibuat penganut Buddha dari Silla, ajaran Kong-Hu-Cu yang dijadikan sistem sosial dasar masyarakat, padahal tadinya ajaran Kong-Hu-Cu, hanya berkembang di Paekche, dan pembuatan observatorium bintang-Ch’omsongdae, hingga Tugu Ssanggyong yang dimulai pada masa kerajaan Koguryo.
       Maju ke abad pertengahan tepatnya abad ke-16, di Korea terdapat  seorang laksamana perang bernama, Laksamana Yi Sun-Sin beliaulah yang membuat kapal anti peluru pertama kali di dunia yang diberi nama “kapal kura-kura”, untuk menangkal invasi Jepang.
      Saat Jepang menginvasi Korea tentu saja ada kebudayaan Jepang, yang berasimilasi dengan kebudayaan Korea, ini terlihat dari pakaian tradisional Korea yang bernama Hanbok, yang merupakan perpaduan kimono ala Jepang dan baju katun Korea. Kemudian, saat orang Eropa, ikut datang ke Korea mereka membawa agama Kristen ke Korea serta etos kerja keras ala Eropa dan individualisme plus liberalisme dan imperalisme Eropa.
            Ketika Perang Dunia berakhir, Korea mengalami vacum of power, seperti Indonesia, tapi, akhirnya oleh PBB, Amerika Serikat dan Uni Sovyet, Korea dibagi dua tepat di garis 38 derajat, menjadi Korea Selatan dan Korea Utara.


Budaya Organisasi


Budaya organisasi adalah budaya yang lebih luas memberikan pengaruh kuat pada struktur dan fungsi organisasi. Para peneliti organisasi sudah lama melihat setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda satu dengan lainnya meskipun mereka menjalankan fungsi yang sama.
Satu organisasi dibandingkan organisasi lainnya bisa saja lebih otoritarian atau demokratis; sangat terikat peraturan atau informal; inovatif atau menolak perubahan; bisa menerima keragaman atau anti-keragaman; atau bisa membawa atmosfer yang bersahabat atau tidak bersahabat.
Sebagai contoh perusahaan Amerika tahun 1920-an menerapkan kebijakan “welfare capitalism” untuk mendorong karyawan melekatkan diri pada perusahaan dan mencegah pembentukan serikat buruh. Perusahaan menyediakan tunjangan keamanan, kesehatan, piknik, kegiatan olahraga, mekanisme bagaimana menyampaikan keluhan, serikat pekerja yang didukung perusahaan.
Budaya perusahaan Jepang jauh berbeda. Perusahaan Jepang berusaha mempertahankan nilai paternalistik, lingkungan yang kekeluargaan, yang kemudian membuat karyawan sangat setia dan berdedikasi pada perusahaan.
Amitai Etzioni melihat budaya organisasi dari teknik kontrol. Beberapa organisasi, seperti penjara dan rumah sakit jiwa misalnya, menggunakan sanksi fisik atau pemaksaan untuk mengontrol anggotanya. Sebagian organisasi lainnya, misalnya organisasi bisnis, menggunakan material atau asas manfaat sebagai insentif untuk membujuk atau mendorong anggotanya berperilaku sesuai keinginan organisasi itu. Organisasi lainnya, seperti gereja atau partai politik, menggunakan kontrol normatif atau berdasarkan norma-norma, seperti idealisme tinggi.
Organisasi yang menggunakan strategi kontrol normatif atau berdasarkan norma-norma mendapatkan komitmen anggotanya lebih besar dibandingkan organisasi yang menggunakan metoda utilitarian dan organisasi dengan strategi pemaksaan paling kecil komitmen anggotanya. William Ouchi belajar dari pengalaman Jepang menyimpulkan lebih murah mengontrol orang melalui pergaulan dan norma-norma daripada insentif materi atau peraturan ketat birokratis.
Tetapi budaya bisa diinterpretasikan berbeda-beda. Joanne Martin menjelaskan tiga pendekatan dalam mempelajari budaya organisasi yaitu: integrasi (integration), perbedaan (differentiation), dan fragmentasi (fragmentation). Berdasarkan pendekatan atau perspektif integrasi anggota organisasi tahu persis prinsip dasar yang menjadi budaya organisasi sehingga mereka tahu bagaimana harus berperilaku. Jika saya rajin atau berprestasi maka gaji saya akan naik atau mendapat bonus.
Pendekatan perbedaan mengakui ada perbedaan interpretasi budaya organisasi atau bahkan variasi budaya di dalam organisasi yang mencerminkan kelompok interes berbeda. Satu departemen bisa berselisih dengan departemen lainnya. Atasan bisa saja memiliki pemahaman berbeda pendapat dengan bawahan mengenai sikap tidak berat sebelah (fairness) dan tanggung jawab.
Perspektif perbedaan melihat tidak ada konsensus di tingkat organisasi, yang ada hanya konsensus di tingkat subkultur dan pandangan ini cenderung menekankan bagaimana kelompok bawahan melihat organisasi untuk membedakan dengan pandangan integrasi. Perspektif ini sering digunakan untuk meneliti konflik dan keengganan yang tidak muncul dalam retorika manajemen atau penelitian organisasi yang menekankan kerja tim, harmoni, dan kerja sama.
Kultur organisasi bisa terdiri dari sub-kultur. Kultur di bagian keuangan berbeda dengan kultur di bagian penjualan, misalnya. Bagian keuangan biasa bekerja dari pukul 09.00 sampai 17.00 sore dan akan sangat jarang sekali keluar kantor. Bagian penjualan akan lebih banyak ke luar kantor dan waktu kerjanya tidak harus 9 s/d 5. Kunda mendeskripsikan tipikal suasana kerja di perusahaan teknologi tinggi. Ia menyebutnya “typical Tech
Hampir semua karyawannya berkulit putih dan laki-laki kecuali sekretaris. Kebanyakan karyawan menganggap status sosialnya tinggi. Hampir semua memiliki gelar insinyur elektronik dan ilmu komputer. Gajinya di atas rata-rata meskipun ada perbedaan besar satu dengan lainnya.
Pakaian kerja tidak formal. Misalnya karyawan Microsoft tidak mengenakan dasi. Kadang di musim panas, mereka masuk kantor mengenakan celana pendek. Sulit membedakan yang mana atasan dan yang mana bawahan.
Terkesan mereka adalah pekerja keras, menikmati kerja, bahkan bisa dibilang kecanduan kerja. Mereka menilai pekerjaan mereka sebagai “state of the art” berkualitas, penuh inovatis, dan membawa keuntungan. Karakter mereka adalah kombinasi upaya keras dan suasana informal; kebebasan dan disiplin; kerja dan bermain.
Setelah menikmati kopi pagi di kafetaria, mereka masuk ke dalam ruang kerja yang dibatasi empat dinding (cubicle) dengan perlengkapan kerja seperangkat komputer, printer.
Sepertinya mereka datang dan pergi sesukanya. Kebanyakan bekerja sampai malam hari. Ada perusahaan yang menyediakan tempat tinggal tidak jauh dari kantor. Sebagian dari mereka bekerja di dalam pikirannya dan beberapa bahkan memimpikan pekerjaan yang belum selesai. Itulah suasana kerja di Lyndsville.
Kunda mencoba menyusun uraian deskripsi mengenai budaya perusahaan berteknologi seputar tiga gagasan utama yaitu ideologi, ritual penyajian yang membahas ideologi, dan diri sendiri versus organisasi. Selain menjelaskan budaya keteknikan, Kunda juga menjelaskan proses merekayasa budaya di perusahaan.
Ia memberikan uraian rinci bagaimana citra perusahaan diproduksi dan dibuat bagi karyawannya. Menjalankan budaya perusahaan akan membantu budaya menjadi bermakna. Budaya perusahaan menjadi ideologi kerja karyawan. Pengalaman bermakna itu akan membuat karyawan memaknai dirinya dan rekan sekerjanya. Karyawan akan mengidentifikasi diri dengan perusahaan.

(Disarikan dari buku “Social Theory at Work,” karya Marek Korczynki, Randy Hudson, Paul Edwards, Bab 4 dan “The Sociology of Organizations: Classic, Contemporary and Critical Reading,” karya Michael J Handel, Bab X)


Kehidupan Budaya di Brisbane - Australia


Brisbane adalah kota dengan berbagai gelar budaya penting. Pusat Budaya Queensland yang luas di South Bank, yang menyelenggarakan segala bentuk kegiatan seni dan sejumlah pameran kelas dunia. Namun harta karun nasional berupa galeri, museum, teater dan ruang seni ini hanyalah permulaan dari petualangan kita. Pusat budaya Brisbane mencakup New Farm yang eklektik dan Fortitude Valley serta kota itu sendiri, dengan gedung peninggalan bersejarah dan kesenian publiknya. 
Kita juga bisa menikmati nyaris segala jenis budaya di bawah atap Pusat Budaya Queensland yang dirancang dengan arsitektur yang menakjubkan di South Bank. Mulailah dari Galeri Seni Modern, yang menaungi lebih dari 10.000 karya seni Australia dan internasional dan merupakan yang terbesar di Australia. Pameran retrospektif karya Valentino dan Warhol hanyalah sebagian dari begitu banyak pameran internasional bergengsi yang pernah digelar di sini.
Saksikan tulang-belulang dinosaurus Queensland di Museum Queensland, yang di lantai bawahnya terdapat Pusat Sains Queensland yang menghadirkan serunya sains interaktif. Kenakan busana terbaik untuk menghadiri pertunjukan balet, opera, konser atau musikal di Pusat Seni Pertunjukan Queensland atau kunjungi Perpustakaan Negara Bagian Queensland yang megah.
Di New Farm, kawasan industri yang telah diubah menjadi Brisbane Powerhouse merupakan tempat pertunjukan teater, komedi, tari, seni, pasar dan restoran. Bersantap sianglah di restoran tepi sungai, sambangi berbagai pameran dan nikmati serunya festival yang kerap digelar di sini. kita bisa berjalan kaki menyusuri jalan terapung dari sini menuju Fortitude Valley yang berada tak jauh, sebuah pusat pertunjukan musik, kehidupan malam dan budaya tandingan. Lembah yang dulunya berpasir ini telah berubah, namun tetap mempertahankan komunitas budaya yang beragam dan nuansa bohemia. Tonton film rumah seni, kunjungi teater independen dan saksikan musisi tampil di tempat yang kaya akan sejarah cadas setempat.
Di pusat bisnis  Brisbane, kita bisa menyaksikan pertunjukan orkestra di antara tiang-tiang Korintian yang megah di Gedung Kepabeanan yang tercatat sebagai peninggalan bersejarah. Saksikan segalanya mulai dari pertunjukan kabaret sampai komedi di Gedung Tresuri yang dibangun dengan gaya palazzo Italia atau saksikan konser komunitas di Balai Kota Brisbane yang bersejarah. Peninggalan bersejarah lainnya di kota ini adalah gereja St John’s Anglican Cathedral dan Gedung Parlemen Lama, yang menghadap ke Kebun Raya yang rindang. Universitas Teknologi Queensland juga memiliki kawasan budayanya sendiri, yang mencakup Roundhouse Theater, tempat La Boite Theatre Company tampil. 
Semaraknya budaya di kota ini semakin terasa saat berlangsungnya Festival Brisbane, yang digelar mulai pertengahan September hingga awal Oktober. Nikmati semaraknya malam pembukaan di tenda kaca milik Queensland sendiri. Padu-padankan pertunjukan sirkus memukau dengan pameran multimedia pada layar plasma dan produksi terbaru dari Queensland Ballet. Saksikan para penyanyi internasional seperti Chris Isaak atau nikmati pertunjukan komedi, kabaret, sulap dan pertunjukan berskala kecil sebagai penyemarak festival. Ibu kota sub tropis ini mungkin terasa santai, namun program budayanya sangatlah padat.

Kebudayaan Nasional


  
       Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukukungnya.
        kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.
     Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
      Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional. 


Manajemen Dan Budaya


Mengantri pada saat pengisian bahan bakar kendaraan. Ada disuatu tempat yang pernah saya kunjungi yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Suatu tempat SPBU yang benar-benar mempunyai pelayanan yang kurang baik sekali. Dimana setiap harinya selalu terjadi pengantrian panjang.  Akhirnya pun konsumen kecewa, dengan antrian yang panjang  membuat mereka berfikir mencari SPBU lain karena hanya membuang-buang waktu mereka saja. Kesimpulannya konsumen pun kecewa. Mereka mempunyai 3 stand pengisian, tetapi hanya mempunyai 2 karyawan. Yang tiap stand pengisiannya dijaga hanya oleh 1 karyawan/pekerja, dimana yang seharusnya dijaga oleh 2 karyawan/pekerja. Ada juga yang hanya memiliki 2 stand pengisian. Bagaimana ini bisa terjadi,??. Seharusnya ini menjadi tanggapan yang serius. Seseorang yang berperan penting harus menamabah jumlah karyawan/pekrja dan stand pengisian. Seperti yang kita ketahui, sekarang sudah membludaknya kendaraan. Tapi mengapa sampai sekarang pun belum adanya perubahan terhadap tempat  SPBU tersebut.  Seseorang yang berkaitan dengan itu harus mengatur sebaik mungkin agar tidak terjadi antrian seperti ini. Seseorang yang berperan penting pun  harus memanage nya dengan se detail mungkin agar dapat melayani masyarakat dengan baik  agar konsumen tidak kecewa. Seperti yang kita ketahui SPBU ini jelas-jelas perusahaan  yang bonafit. Seperti yang saya ketahui, perusahaan  yang bonafit itu, biasanya mempunyai pelayanan yang terbaik dimana mereka tidak akan mungkin memberikan pelayanan yang buruk.
Jika terjadi kejadian yang seperti ini secara terus menerus, konsumen pun akan lebih berminat mengisi bahan bakar ke tempat SPBU lain. Jika seseorang yang mengatur lingkup perusahaannya tidak memperdulikan/tidak segera memanage ulang, maka SPBU tersebut akan  gulung tikar. Sebaiknya perusahaan segera memanage ulang kembali, agar tidak terjadinya kesalahan seperti ini.

TERIMA KASIH J

Manusia Dan Budaya


Manusia adalah makhluk social yang berarti makhluk yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Manusia juga memiliki kepribadian yaitu Id, ego dan superego.
Id yaitu struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak.
Ego yaitu Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id(Ego sadar akan tuntutan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instinguak Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
Superego yaitu Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir(superego terbentuk dari lingkungan eksternal).


Setiap manusia pasti memiliki 3 hal tersebut yang mendorong mereka kearah budaya.  Seperti yang kita ketahui seberapa seringnya budaya asing yang masuk ke Negara kita hingga menggeser budaya yang kita punya. Kenapa ini bias terjadi,??? Ya, karena adanya manusia. “Mengapa,?” seperti yang saya katakana tadi, manusia sangat berpengaruh terhadap budaya asing yang masuk ke Negara kita. Dimana manusia mempunyai ego untuk meniru suatu hal yang dilihatnya. Yang kita ketahui sekarang sekarang ini budaya Korea lah yang menjadi sorotan para masyarakat di masa kini. Banyak anak remaja, orang dewasa, bahkan anak kecil pun meniru budaya mereka. Makin maraknya Boyband dan Girlband di industri music saat ini. Ada pula yang meniru cara berpakaian, cara berbicara, membeli barang-barang import Korea, mereka pun tahu makanan korea yang biasanya ada di atas meja makan yaitu “KIMCHI” : 
dan segala hal yang mereka ingin ketahui. Contohnya saja, banyak orang berlomba-lomba belajar bahasa Korea, banyak orang juga yang membeli pakaian ala korea yaitu “HANBOK” :

       Dan banyak lagi masyarakat yang mengetahui tentang hari chuseok yaitu hari perayaan penting di Korea. Dimana mereka dengan bangga nya mereka pasti memakai baju nasional mereka dia acara tersebut, dan di hari perayaan lainnya karena itu baju yang wajib mereka punya. Sedangkan kita,??? “tidak” jarang sekali melihat yang seperti itu malahan ada beberapa masyarakat kita yang mempunyai baju itu. Hampir setiap harinya masyarakat Indonesia terus menerus mencari informasi tentang Korea. Apa pun itu, entah telah terjadi insiden, atau gosip yang sebagainya.
Sekarang bisa kita simpulkan, haruskah masyarakat meniru semuanya,??? Entah dengan tata bahasa, pakaian, hingga hari terpenting pun mereka ketahui , sedangkan apa yang ada di Negara kita apa mereka semua tau,???? Jawabannya “TIDAK”. Harusnya masyarakat lebih mengutamakan Negara nya sendiri dulu baru Negara orang lain. Misalnya melestarikan “BATIK” agar semua dunia mengetahui bahwa itu milik Negara Indonesia. Pemerintah juga harus memberikan masukan yang memang benar-benar bermutu. Selama ini pemerintah tidak begitu serius menanggapi hal-hal yang seperti ini, sampai-sampai “Reog Ponorogo” pun pernah diakui oleh Malaysia. Jadi, kita sebagai masyarakat Indonesia, lestarikan lah apa yang kita punya dan harus bangga karena telah menjadi warga Negara Indonesia.

Terimakasih, kritik dan sarannya saya harapkan J